Suatu saat berabad abad dimasa yang lalu di Kerajaan Brunei Darussalam
sedang diserang penjajah, Sultan Abdul Lahir memerintahkan anaknya yang bernama
Empuan Ahmad dan Empuan Jafar untuk pergi meninggalkan Kerajaan Brunei
Darussalam demi keselamatan ..
dalam pengembaraannya mereka sampai di kerajaan Kutaringin (sekarang Kotawaringin Lama - Kotawaringin Barat - Kalimantan Tengah - Indonesia)
yang sudah menjadi Kerajaan Islam, Empuan Ahmad kemudian bergelar Pangeran
Sukma Dilaga karena beristri saudara Sultan Imanuddin, Pangeran Sukma Dilaga kemudian memiliki anak Bernama
Pangeran Tumenggung,
dari Pangeran Tumenggung akhirnya memiliki anak bernama
Pangeran Tumenggung Citra Negara yang merupakan perdana menteri urusan dalam
dan luar negeri Kerajaan Kutaringin Barat - Pangkalan Bun
Pangeran Tumenggung Citra Negara memiliki anak yang menjadi
ulama dimasa itu, anak beliau bernama H.Gusti Sulaiman Mubarak
H. Gusti Sulaiman Mubarak memiliki anak bernama Gusti
Hasyim, Gusti Hasyim memiliki anak Bernama Gusti Muhammad Husaini dan kemudian
Gusti Muhammad Husaini memiliki anak bernama Gusti Muhammad Baihaqi....
Jika kita melihat photo maka
" yang paling kiri bernama Pangeran Tumenggung Citra
Negara, beliau bisa dibilang menteri atau perdana menteri mengurus urusan luar
negeri dan dalam negeri kerajaan Kutaringin"
"yang ditengah adalah Raja, bernama Pangeran Ratu Anom
Kusuma Yuda bin Pangeran Ratu Ahmad Hermansyah"
" yang paling kanan adalah Panglima Perang yang Sakti
mandraguna ditakuti oleh semua lawannya dan ditakuti Belanda, beliau bernama
Pangeran Jaksa Sukarma"
"yang tidak kamu lihat disini adalah Datuk Pangeran
Bendahara yang bertugas menjaga daerah Maritim atau perairan di dermaga Kumai,,
beliau memiliki anak bernama Sayid
Abdurrahman Al Habsyi"
"Raja atau Pangeran Ratu Anom Kusuma Yuda, orang yang
khawas,,, Belanda masih sampai di muara saja beliau sudah mengetahui,, Begitu
juga Panglima perangnya yaitu Pangeran Jaksa Sukarma sangat ditakuti Belanda
karena kesaktiannya,, suatu saat diceritakan para penjajah ingin bernegosiasi
dan bertemu langsung di meja perundingan, Pangeran Jaksa Sukarma membuat
penjajah tercengang dan gentar dengan sengaja menyuruh tongkatnya berjalan
membagikan rokok kepada utusan penjajah.
cerita ini penulis dapat dari Gusti Muhammad Baihaqi (2014) yang masih merupakan zuriyat Pangeran Tumenggung Citra Negara, apabila ada kesalahan maka mungkin bisa merujuk kepada kitab sejarah kerajaan Kutaringin Barat ( Pangkalan Bun , Kotawaringin Barat , Kalimantan Tengah , Indonesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar